Navigation

Kisah bocah 15 tahun menguak misteri kota kuno Suku Maya

Kisah bocah 15 tahun menguak misteri kota kuno Suku Maya – Misteri yang tersembunyi di hutan belantara di Amerika Tengah: sebuah kota kuno yang terlupakan milik peradaban Maya akhirnya terkuak. Seorang bocah berusia 15 tahun, William Gadoury menguak misteri keberadaan kota tersebut setelah mengombinasikan pengetahuan astronomi kuno yang didapatnya dari membaca dengan teknologi modern.

bangunan suku maya 1
bangunan peninggalan suku Maya. (Wikipedia)
Bocah cerdas tersebut menganalisis 22 rasi bintang Maya dalam Madrid Codex atau Tro-Cortesianus Codex. Itu adalah satu-satunya buku yang bertahan dari zaman pra-Kolumbia Maya tahun 900-1521 Masehi.
Dari buku itu, ia menyadari bahwa Suku Maya menyetarakan 117 kota-kota mereka dengan posisi bintang-bintang di angkasa.
Namun, saat meneliti rasi nomor 23, William menyadari bahwa konstelasi yang terdiri dari 3 bintang itu hanya selaras dengan lokasi dua kota.
William Gadoury
Ada satu bintang yang tak memiliki kota sebagai pasangannya. Kemudian, dengan menggunakan citra satelit dari Badan Antariksa Kanada atau  Canadian Space Agency dan Google Earth, William menfokuskan perhatiannya pada satu titik di tengah hutan lebat Yukatan.
Dan…..Ada penampakan misterius di sana yang diduga struktur buatan manusia. Diperkirakan ada sebuah piramida dan sekitar 30 bangunan lain yang ada di sana.
Jika teorinya benar dan kalkulasinya tepat, William mungkin menemukan kota kuno Maya yang hilang di Semenanjung Yukatan, Meksiko.
Ini adalah kali pertama seorang peneliti mengaitkan secara langsung konstelasi bintang dengan lokasi kota peradaban Maya. Demikian dikabarkan Journal de Montreal.
“Ada fitur linear yang memberi petunjuk bahwa ada sesuatu di balik kanopi pepohonan itu,” ujar Daniel de Lisle dari Canadian Space Agency yang dikutip The Independent dan News.com.au, Selasa (10/05/2016) kemarin.
“Ada sejumlah hal yang menunjukkan bahwa itu bisa jadi adalah struktur buatan manusia.”
William pun menamakan kota temuannya sebagai K’aak Chi atau Mouth of Fire. Kota itu diduga adalah satu dari lima kota Maya terbesar yang terdokumentasi dalam sejarah.
William Gadoury. (Twitter)
Penemuan yang dihasilkan bocah tersebut menuai pujian dari badan antariksa Kanada, Jepang, juga NASA. Ia juga dianggap pahlawan di kotanya, Quebec.
“Yang membuat apa yang dilakukan William sungguh mengagumkan adalah risetnya yang mendalam,” ujar de Lisle.
“Mengaitkan posisi bintang-bintang ke lokasi kota yang hilang, dengan menggunakan citra satelit di wilayah yang kecil, untuk mengindentifikasi puing-puing yang ditutupi kanopi pepohonan lebat sungguh luar biasa.”
Ramalan kiamat
kalender suku maya. (LiveScience)
kalender suku maya

Sejak belia, William Gadoury terobsesi dengan peradaban Maya. Gairahnya berawal dari rasa penasaran saat membaca ramalan kiamat 2012.
Dunia saat itu sempat dibuat heboh jelang 21 Desember 2012 — yang dianggap sebagai ‘kiamat menurut bangsa Maya’. Sampai-sampai ada film 2012 yang terinspirasi dari ramalan tersebut.
Tanggal tersebut konon sesuai dengan kalender hitung panjang Suku Maya (Long Count), sebuah sistem yang sangat kompleks yang mencakup periode sekitar 5.200 tahun.
Histeria jelang 21 Desember 2012 — titik akhir perhitungan Long Count — bahkan membuat Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) angkat bicara, menepis semua rumor dan kabar bohong yang beredar. Semua argumen ‘penyebab’ kiamat pun dipatahkan dengan sains.
Dari soal kiamat, rasa ingin tahu ‘terbit’ dalam diri William. Ia yang antusias kemudian mempelajari kebudayaan Maya, yang akhirnya menuntunnya ke kota kuno yang hilang.
Bocah cerdas itu lantas terpikir, pasti ada alasan di balik itu. “Dan karena mereka menyembah bintang-bintang, sejumlah ide terlintas dalam benaknya,” kata dia.
Share
Banner

Post A Comment:

0 comments: